Program Makanan Bergizi Gratis (MBG) yang tengah digagas pemerintah kembali menjadi sorotan. Beberapa pihak sempat mengusulkan agar skema MBG diganti dengan bantuan uang tunai sehingga penerima manfaat bisa lebih fleksibel membeli kebutuhan pangan. Namun, Badan Gizi Nasional menegaskan bahwa MBG tidak akan diganti menjadi tunai karena pemerintah sudah memiliki program Bantuan Langsung Tunai (BLT).
Alasan Penolakan Skema Tunai
Kepala Badan Gizi menjelaskan bahwa MBG dirancang bukan hanya untuk memberikan bantuan ekonomi, tetapi juga memastikan asupan nutrisi masyarakat terjamin. Jika diganti dengan uang tunai, ada risiko penerima manfaat menggunakan dana tersebut untuk keperluan lain di luar kebutuhan gizi, sehingga tujuan utama program bisa meleset.
“BLT sudah ada sebagai instrumen bantuan tunai. MBG berbeda karena fokusnya pada distribusi makanan bergizi, terutama bagi anak sekolah dan kelompok rentan,” ujarnya.
Fokus MBG
Program MBG diharapkan dapat mengurangi angka stunting, meningkatkan kualitas kesehatan anak, serta memperkuat ketahanan pangan keluarga. Pemerintah menggandeng sekolah, puskesmas, dan lembaga masyarakat untuk menyalurkan makanan sesuai standar gizi yang ditetapkan.
Respons Publik
Sejumlah kalangan mendukung langkah ini karena diyakini lebih tepat sasaran. Namun, sebagian pihak masih mengkritisi mekanisme distribusi yang dinilai rawan keterlambatan dan perbedaan kualitas antarwilayah.
Harapan ke Depan
Badan Gizi menegaskan akan terus memperbaiki sistem distribusi MBG agar lebih transparan dan merata. Dengan adanya MBG dan BLT yang berjalan berdampingan, pemerintah berharap kebutuhan dasar masyarakat—baik dari sisi ekonomi maupun gizi—dapat terpenuhi secara seimbang.
Lihat Juga di Wikipedia
Kategori
- Kebijakan sosial Indonesia
- Program pemerintah Indonesia
- Gizi masyarakat
- Bantuan sosial
- Stunting